Home / News / Internasional

Australia Terendam Banjir, Harga Batu Bara Diprediksi Melambung

Kamis - 10 Mar 2022, 1:52 WIB
Foto: Tambang Batubara di Australia (Www.mining.com)
Editor : Joko Yuwono | Tim Redaksi

Tetapi persediaan batu bara akan cukup rendah. Hal ini disebabkan oleh pelabuhan membatasi antrian kapal yang menunggu untuk memuat batu bara pada level di bawah rata-rata antrian biasanya. Tambang Hunter Valley milik BHP termasuk tambang Mount Arthur memproduksi 20 juta ton/tahun.

Sementara usaha patungan Operasi Hunter Valley antara Yancoal dan Glencore memproduksi 12,5 juta ton per tahun. Kompleks Mount Thorley Warkworth milik Yancoal memiliki produksi 18 juta ton per tahun. Mount Owen milik Gelncore 7,5 juta ton/tahun, United Wambo joint venture antara Glencore dan Peabody memproduksi 10 juta per tahun.

Wilayah Illawarra di NSW juga dibanjiri, dengan terminal batubara Port Kembla (PKCT) menyatakan force majeure pada 8 Maret atas ekspor batubara karena kemerosotan persediaan.

Baca Juga: Sah! Bahasa Indonesia Dinyatakan Sebagai Bahasa Resmi Sidang Umum UNESCO

Namun pemulihan diharapkan lebih cepat. PKCT beroperasi hari ini dan South32, yang mengoperasikan tambang Appin dan Dendrobium di area tersebut, berharap dapat segera normal kembali.

Australia merupakan eksportir terbesar kedua di dunia setelah Indonesia. Berdasarkan data Statista, ekspor batu bara dari Australia pada tahun 2019 mencapai 393 juta ton pada tahun 2019. Sehingga kendala ekspor Australia bisa mendongkrak harga batu bara dunia.

Australia banyak memasok batu bara untuk kebutuhan energi negara-negara di Asia-Pasifik. Adapun negara-negara konsumen utamanya adalah Jepang, Korea Selatan, dan India.

Baca Juga: Secara Resmi, Jamu Diakui Sebagai Warisan Budaya Tak Benda Oleh UNESCO

Kata Kunci : Berita Indonesia terkini, terbaru dan terpercaya dalam perspektif bisnis, ekonomi, sosial, politik, budaya, teknologi dan ekologi

Halaman :
BERITA PILIHAN
Berita Lainnya