22 Maret 2020

Peneliti China: Golongan Darah A Mungkin Lebih Rentan Terhadap Coronavirus

Tim Redaksi | 530 Pembaca

  • BAGIKAN :
Peneliti China: Golongan Darah A Mungkin Lebih Rentan Terhadap Coronavirus
Foto: Ilustrasi test golongan darah

Orang dengan golongan darah A mungkin lebih rentan terhadap infeksi oleh coronavirus, sementara mereka yang memiliki golongan darah O tampaknya lebih resisten.

Dilansir South China Morning Post (17/3/2020) para peneliti China mengambil pola golongan darah lebih dari 2.000 pasien yang terinfeksi virus di Wuhan dan Shenzhen dan membandingkannya dengan populasi sehat setempat.

Mereka menemukan bahwa pasien golongan darah A menunjukkan tingkat infeksi yang lebih tinggi dan cenderung mengalami gejala yang lebih parah.

Para peneliti mendesak pemerintah dan fasilitas medis untuk mempertimbangkan perbedaan golongan darah ketika merencanakan langkah-langkah mitigasi atau merawat pasien dengan virus, yang dikenal sebagai Sars-CoV-2.

"Orang-orang dari golongan darah A mungkin perlu secara khusus memperkuat perlindungan pribadi untuk mengurangi kemungkinan infeksi," kata Wang Xinghuan, ketua tim peneliti pada Centre for Evidence-Based and Translational Medicine di Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan.

“Pasien yang terinfeksi Sars-CoV-2 dengan golongan darah A mungkin perlu menerima pengawasan yang lebih dan perawatan yang agresif. Sebaliknya, golongan darah O memiliki risiko yang secara signifikan lebih rendah untuk penyakit menular dibandingkan dengan golongan darah non-O," kata Wang.

Dari 206 pasien yang meninggal akibat Covid-19 di Wuhan, 85 orang memiliki golongan darah A, sedangkan 52 orang memiliki golongan darah O. Pola ini ada pada kelompok usia dan jenis kelamin yang berbeda.

“Mungkin bermanfaat untuk memperkenalkan golongan darah ABO pada pasien dan tenaga medis sebagai bagian rutin dari manajemen penanganan Sars-CoV-2 dan infeksi coronavirus lainnya, untuk membantu menentukan opsi manajemen dan menilai tingkat paparan risiko orang,” kata Wang.

Studi ini dilakukan oleh para ilmuwan dan dokter dari kota-kota di seluruh Cina termasuk Beijing, Wuhan, Shanghai dan Shenzhen.

Golongan Darah

Golongan darah ditentukan oleh apa yang disebut Antigen, suatu bahan pada permukaan sel darah merah yang dapat memicu respon imun. Ahli biologi Austria Karl Landsteiner menemukan golongan darah utama pada tahun 1901, kemudian menamakannya tipe A, B, AB dan O.

Penemuan ini memungkinkan transfusi darah yang aman dengan mencocokkan golongan darah pada pasien.

Golongan darah bervariasi dalam suatu populasi. Di Amerika Serikat misalnya, sekitar 44 persen populasi adalah tipe O, sementara sekitar 41 persen adalah tipe A. Sementara di Wuhan, yang memiliki populasi sekitar 11 juta, populasi golongan darah tipe O adalah 32 persen, sedangkan golongan darah tipe A adalah 34 persen.

Perbedaan golongan darah telah diamati pada penyakit menular lainnya termasuk virus Norwalk, hepatitis B dan sindrom pernapasan akut (Sars).

Gao Yingdai, seorang peneliti lain dari State Key Laboratory of Experimental Haematology di Tianjin mengingatkan, penelitian tersebut mungkin membantu para profesional medis, tetapi masyarakat tidak perlu menganggap statistik terlalu serius.

“Jika Anda golongan darah tipe A, tidak perlu panik. Itu tidak berarti Anda akan terinfeksi 100 persen. Sebaliknya, jika Anda memiliki golongan darah tipe O, itu tidak berarti benar-benar aman. Anda masih perlu mencuci tangan dan mengikuti pedoman yang dikeluarkan oleh pihak berwenang," katanya.

Editor : Joko Yuwono