Sepuluh data center tersebut kini dalam berbagai tahap pembangunan, dengan delapan sudah konstruksi dan satu lagi dalam tahap komitmen investasi, sementara satu lainnya akan segera menjalani cut and fill untuk persiapan pembangunan pusat data nasional kedua milik pemerintah.
Salah satu data center utama adalah milik GDS IDC (Hong Kong), yang dibangun dengan investasi sekitar US$ 200 juta, kapasitas awal 28 MW dalam lahan 10 hektare, dan dirancang berstandar Tier‑3.
Pusat Data Nasional kedua yang nantinya dibangun Kominfo di atas plot tersisa juga menyasar kapasitas siap pakai untuk kebutuhan pemerintah dan pelaku industri digital.
Komitmen investor di KEK Nongsa terhitung signifikan sejak 2022. Hingga kuartal III/2024, kurang lebih 19 investor telah masuk dengan total investasi mencapai Rp 3,7 triliun.
Dari jumlah itu, sektor data center menyerap mayoritas porsi, dengan sembilan pusat data dalam progres pembangunan dan dua telah mulai beroperasi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian juga menyampaikan nilai investasi komitmen data center di Nongsa telah mencapai US$ 28 juta hingga April 2025.
Target jangka panjang juga telah ditetapkan. Pemerintah mematok total nilai investasi data center di KEK Nongsa bisa menyentuh Rp 40 triliun hingga 2032, sebagai bagian dari tujuan menjadikan Batam sebagai pusat ekonomi digital di Asia Tenggara.
Menumbuhkan Ekonomi Lokal dan Lapangan Kerja
Pembangunan sepuluh data center membawa dampak luas terhadap ekonomi Batam dan sekitarnya. Investasi besar dari investor lokal maupun asing menyerap tenaga kerja, menciptakan peluang usaha di sektor teknologi dan jasa pendukung.
Hingga kuartal III/2024, telah tercatat hampir 5.000 tenaga kerja terserap di KEK Nongsa, khususnya sektor digital dan pendukung data center.
Menurut Bappenas, pengembangan data center di Nongsa bukan hanya soal kapasitas listrik dan bangunan fisik, tetapi juga membuka banyak peluang bagi masyarakat sekitar.
Dengan lokasi yang berada di zona perdagangan bebas dekat Singapura, Batam menawarkan banyak keuntungan fiskal dan logistik bagi investor asing dan lokal.
Digital Bridge ke Asia Tenggara
KEK Nongsa diposisikan sebagai digital bridge atau jembatan digital antara Indonesia dan negara-negara ASEAN, terutama Singapura dan Malaysia.
Infrastruktur data center di sini diharapkan mampu melayani permintaan komputasi awan, AI, layanan publik data pemerintah, dan komunitas startup yang terus bertumbuh di Indonesia.
Nilai ekonomi digital Indonesia saat ini diperkirakan meningkat pesat setiap tahunnya, dan sebagian besar investasinya mengalir ke sektor data center melalui lokasi di Nongsa.
Selaras dengan hal ini, pemerintah dan pengelola KEK Nongsa telah menyiapkan infrastruktur penunjang yang prima: pasokan listrik yang stabil, air, dan konektivitas fiber optik internasional.
PLN Batam dan PT Tamarin menandatangani amandemen pasokan daya yang meningkat signifikan hingga 1.064 MVA, dengan sebagian besar energi berasal dari sumber terbarukan. Ini menjadi tulang punggung digitalisasi dan keberlanjutan lingkungan di kawasan Batam.
Pada tahap selanjutnya, tiga data center dari konsorsium DayOne-INA (Indonesia Investment Authority) juga akan dibangun dalam satu kampus di Nongsa, dengan kapasitas sekitar 72 MW.
Pendanaan proyek ini didukung pinjaman sebesar Rp 6,7 triliun dari bank Singapura DBS dan UOB, dan dijadwalkan rampung akhir 2025. Proyek ini akan mencakup sekitar 5% dari kapasitas data center nasional yang diproyeksikan mencapai 1,41 GW pada 2029 .
Tantangan dan Harapan ke Depan
Pencapaian sepuluh data center di KEK Nongsa merupakan langkah besar, namun tantangan masih tersisa. Pemerintah perlu memperluas lahan hingga 20–30 hektare agar target total hingga 16 pusat data dapat tercapai.
Infrastruktur pendukung dan insentif fiskal, terutama terkait tarif listrik kompetitif, juga menjadi penentu daya saing bila dibandingkan dengan pelabuhan data center di Johor Bahru atau Singapura.
Selain itu, pelatihan SDM digital dan kolaborasi dengan institusi pendidikan perlu diperkuat agar tenaga kerja lokal dapat memenuhi kebutuhan teknis data center dan industri kreatif digital yang berkembang.
Ekosistem pelatihan seperti Akademi Digital Park dan program vokasi belum optimal namun memiliki potensi untuk berkembang seiring dengan kesiapan digital di Batam.
Sepuluh Data Center, Satu Lompatan Digital Nasional
Era pembangunan KEK Nongsa Digital Park di Batam telah menandai satu bab penting dalam revolusi digital Indonesia. Sepuluh data center yang dikembangkan sejak 2022 sebagian telah beroperasi atau dalam konstruksi, dan menjadi pondasi kuat pelopor ekonomi digital nasional.
Pembangunan ini tidak hanya soal infrastruktur fisik—melainkan soal membangun ekosistem digital yang mampu menyerap tenaga kerja, menarik investasi global, dan memperkuat peran Indonesia sebagai pusat data di kawasan. Bila infrastruktur pendukung, pelatihan SDM, dan insentif terus ditingkatkan, Batam dapat menjadi contoh sukses integrasi ekonomi digital dan pemerataan manfaat pembangunan.
Dengan sepuluh data center sudah berjalan atau siap beroperasi, KEK Nongsa telah memulai revolusi digital di Indonesia: mempercepat konektivitas, memacu produktivitas, dan membuka peluang ekonomi luas bagi semua lapisan masyarakat. (*)
20 Rekomendasi Hotel Syariah dan Akomodasi Bernuansa Islami Terbaik di Semarang
16 Jul 2025, 0:27 WIB
Hotel
14 Jul 2025, 1:02 WIB
Hotel
13 Jul 2025, 23:58 WIB
Peristiwa
25 Feb 2025, 2:54 WIB
Peristiwa
24 Feb 2025, 19:14 WIB
Peristiwa
24 Feb 2025, 18:39 WIB
Politik
24 Feb 2025, 18:14 WIB
Eksplorasi
24 Feb 2025, 15:47 WIB
Eksplorasi
24 Feb 2025, 15:22 WIB
Eksplorasi
24 Feb 2025, 15:03 WIB
Eksplorasi
24 Feb 2025, 14:36 WIB
Eksplorasi
24 Feb 2025, 14:10 WIB
Eksplorasi
24 Feb 2025, 13:25 WIB
Eksplorasi
05 Feb 2024, 10:07 WIB
Eksplorasi
05 Feb 2024, 9:59 WIB
Peristiwa
05 Feb 2024, 8:02 WIB
Eksplorasi
05 Feb 2024, 7:50 WIB
Korporasi
07 Nov 2023, 22:08 WIB
Edukasi
20 Okt 2023, 13:33 WIB
Ekonomi
13 Sep 2023, 21:45 WIB
Teknologi
07 Jun 2023, 14:36 WIB