Warta Konsumen Indonesia
Warta Konsumen Indonesia
Home
»
Ekonomi
»
Detail Berita


Indonesia Sulit Penuhi Tambahan Batu Bara ke India, Ini Alasannya

Foto:
Pemasangan Iklan
Oleh : Joko Yuwono

Jakarta, Indonesianer.com – Upaya Indonesia untuk memenuhi sejumlah permintaan tambahan pasokan batu bara ke India kelihatannya bakal sulit. Pasalnya, selain proses persetujuan perubahan permohonan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) yang memerlukan waktu, faktor cuaca juga menjadi kendala.

 

Plh Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA), Djoko Widajatno mengatakan bahwa saat ini terdapat permintaan tambahan batu bara untuk India. Hal tersebut seiring dengan menipisnya pasokan emas hitam untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di sejumlah daerah di negara tersebut.

"Lewat trader yang ada mereka meminta untuk meningkatkan tapi Indonesia meningkatkan produksi ini tak semudah yang dibayangkan karena harus merubah RKAB yang harus disetujui pemerintah," katanya kepada CNBC Indonesia belum lama ini.

Di samping itu, pemerintah juga harus menjaga keseimbangan antara cadangan batu bara dengan kebutuhan yang ada saat ini. Apalagi ditambah kondisi cuaca yang saat ini terjadi cukup menyulitkan bagi pengusaha tambang untuk menggenjot produksi.

"Dari Indonesia juga mengalami penurunan sehubungan dengan La Nina atau perubahan cuaca yang sangat ekstrim tapi sementara Indonesia masih tetap bisa memenuhi permintaan batu bara India sesuai dengan permintaan yang sudah ditandatangani," ujarnya.

Untuk diketahui, dari target produksi batu bara tahun ini yang sudah dipatok sebesar 625 juta ton. Setidaknya 12-15% dialokasikan untuk India, sementara 50% untuk ekspor ke China.

"Ini cukup besar dan India ingin menaikkan kuota dari Indonesia tetapi kita masih alami kendala dengan adanya penyesuaian cuaca yang ada izin RKAB yang ini butuh waktu dan rumit," katanya.

Direktur PT Bumi Resources Tbk (BUMI), Dileep Srivastava menyatakan bahwa permintaan dari India meningkat, hanya saja harga batu bara yang tinggi saat ini telah menghalangi India untuk melakukan impor batu bara yang lebih banyak.

"Tetapi sekarang harus dilanjutkan dan permintaan diperkirakan akan meningkat," terang Dileep kepada CNBC Indonesia, Selasa (10/5/2022).

Sayangnya kata Dileep, karena sedang musim fenomena La Nina dan hujan lebat sejak kuartal IV-2021 di Indonesia, produksi batu bara mengalami penurunan, Sehingga, produsen batu bara asal Indonesia menetapkan untuk memprioritaskan pemenuhan batu bara untuk kebutuhan dalam negeri khususnya PT PLN (Persero).

"Semoga hujan dapat mereda mulai akhir 22 Mei, sampai saat itu pasokan sangat terbatas dan sulit untuk memenuhi permintaan baru yang timbul dari perang Ukraina. Namun, kami melihat tekanan naik pada harga batu bara yang kemungkinan akan tetap tinggi tahun ini dan mungkin seterusnya," tandas Dileep.

Menurut kacamata Dileep, permintaan listrik di seluruh India telah meningkat selama kondisi gelombang panas saat ini. Sayangnya, stok batu bara di pembangkit listrik, khususnya di daerah pesisir dilaporkan telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan.

Adapun juga, kendala transportasi kereta api semakin memperburuk situasi yang memaksa pihak berwenang untuk memotong kereta penumpang dan memindahkan lebih banyak penggaruk batu bara.

Pemerintah India dilaporkan telah memperhatikan situasi ini dan telah mengamanatkan bahwa 10% konsumsi batu bara oleh pembangkit listrik pesisir harus diimpor untuk 3 tahun ke depan. Ada juga laporan bahwa sektor industri menderita karena prioritasnya adalah menghasilkan tenaga.

Disclaimer :
Konten ini adalah berita Advertorial. Seluruh isi content dan/atau material yang ada di dalamnya sepenuhnya merupakan tanggungjawab pihak pemasang iklan.

Halaman :

Berikan Penilaian untuk Artikel Ini

Sorotan


Rekomendasi Hotel Syariah dan Akomodasi Islami Terbaik di Surabaya

Hotel

20 Rekomendasi Hotel Syariah di Jakarta, Pilihan Nyaman dan Terbaik

Hotel

Memahami Kategorisasi Warisan Dunia UNESCO: Menelusuri Jejak Indonesia di Panggung Global

Peristiwa

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) Bakal Kelola Aset 7 BUMN

Peristiwa

Presiden Prabowo Tunjuk Rosan Roeslani Sebagai Pucuk Pimpinan Danantara

Peristiwa

Pemasangan Iklan

Pilihan Redaksi

Akhirnya Sejumlah 39 Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Gabung Retret di Magelang

Politik

Taman Nasional Gunung Maras Ditetapkan Sebagai Kawasan Konservasi Keanekaragaman Hayati

Eksplorasi

Tersembunyi di Jantung Papua, Taman Nasional Lorentz Ditetapkan Sebagai Warisan Dunia

Eksplorasi

Menyusuri Taman Nasional Moyo Satonda, Keindahan dan Jejak Geologi di Sumbawa

Eksplorasi

Taman Nasional Betung Kerihun, Jantung Hutan Kalimantan dengan Keanekaragaman Hayati yang Mempesona

Eksplorasi

Pemasangan Iklan

Baca Juga

Taman Nasional Alas Purwo, Eksotisme Hutan Purba dan Legenda Mistis di Ujung Timur Jawa

Eksplorasi

Taman Nasional Meru Betiri, Rumah Terakhir Harimau Jawa, Destinasi Alam yang Eksotis

Eksplorasi

Kawasan Geopark Ujung Kulon Menyimpan Jejak Keanekaragaman Hayati dan Geologi

Eksplorasi

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Ditetapkan Sebagai Taman Terindah Ketiga di Dunia

Eksplorasi

Sah! Bahasa Indonesia Dinyatakan Sebagai Bahasa Resmi Sidang Umum UNESCO

Peristiwa

Pemasangan Iklan

Berita Lainnya

Uniknya Udang Selingkuh, Udang Khas di Kawasan Pegunungan Papua

Eksplorasi

Pesan Keberagaman untuk Persatuan, United Tractors Selenggarakan UT Smart Educulture Fest 2023

Korporasi

United Tractors Siapkan Generasi Kompetitif Memasuki Dunia Kerja

Edukasi

Komitmen Ciptakan Bisnis Berkelanjutan, United Tractors Perkenalkan New 20 Ton Class Electric Excavator

Ekonomi

Bosch Indonesia Catatkan Penjualan Tertinggi Sepanjang 2022

Teknologi

Pemasangan Iklan
Peristiwa
Lihat Semua
Eksplorasi
Lihat Semua