Prabowo mengatakan Indonesia adalah tempat percampuran banyak ras, suku, budaya, juga merupakan rumah bagi hampir semua agama besar dunia serta kepercayaan masyarakat lokal yang dipraktikkan berabad-abad sebelum kedatangan agama-agama besar dunia.
Karakter ini menjadikan Indonesia negara yang terbuka atas hubungan eksternal dengan senantiasa berusaha mewujudkan atmosfer yang harmonis untuk hidup damai berdampingan bersama semua pihak.
Oleh karena itu pula, postur pertahanan Indonesia pada dasarnya adalah defensif, dalam arti tidak memiliki aspirasi teritorial di luar wilayah nasional Indonesia, juga tidak mempunyai kebutuhan melakukan proyeksi kekuatan pertahanan terlalu jauh keluar wilayah NKRI.
“Secara historis, Indonesia selalu mengandalkan konsep pertahanan rakyat total, yang kami sebut dalam bahasa Indonesia adalah Hankamrata. Sebuah sistem pertahanan rakyat total. Sejak berabad-abad ini telah menjadi postur defensif hampir semua raja, sultan dan pangeran kita di seluruh Nusantara” kata Prabowo dalam pidatonya.
“Tanpa dukungan kuat dari rakyat, tidak ada penjajah dapat bertahan di Nusantara. Ini adalah latar belakang postur pertahanan Indonesia,” lanjutnya.
Dalam implementasinya, Prabowo menjelaskan, Indonesia memperkuat komando teritorialnya, mulai dari desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, hingga pusat.
Meski demikian, Prabowo menegaskan bahwa Indonesia berkomitmen untuk terus menjaga hubungan baik dengan semua negara dan menjaga netralitas sebagai negara non-blok dalam mengatasi berbagai permasalahan.
Indonesia sendiri memiliki asosiasi multilateral ASEAN, sebagai motor penggerak dalam arsitektur keamanan kawasan. Melalui ASEAN, Indonesia telah mengatasi banyak masalah teritorial.
“Tradisi ASEAN adalah saling menghormati. Dan ini, alhamdulillah, telah berhasil kami pertahankan selama ini. Ini adalah pengalaman positif dari pendekatan multilateral,” jelasnya.
International Institute for Strategic Studies (IISS) Manama Dialogue adalah elemen penting bagi keamanan Timur Tengah. IISS adalah forum bagi para menteri, pakar, tokoh pembentuk opini, dan komunitas sebagai wadah pertahanan keamanan paling mendesak yang terjadi di Timur Tengah dan telah dilaksanakan sejak tahun 2004.
Forum Dialog Internasional yang mengambil tema “Multilateralisme dan Timur Tengah” tersebut, menjadi satu momen penting bagi para pembuat kebijakan maupun pemimpin dari seluruh Timur Tengah, Amerika Utara, Afrika, dan Asia untuk berdialog dalam upaya menemukan jawaban atas masalah kebijakan paling mendesak kawasan ini.
Selain itu, dialog ini juga memberikan kesempatan untuk melakukan diskusi bilateral dan multilateral, serta menjadi awal terbentuknya kebijakan diplomasi pertahanan dan keamanan regional.
Disclaimer :
Konten ini adalah berita Advertorial. Seluruh isi content dan/atau material yang ada di dalamnya sepenuhnya merupakan tanggungjawab pihak pemasang iklan.
20 Rekomendasi Hotel Syariah dan Akomodasi Bernuansa Islami Terbaik di Semarang
16 Jul 2025, 0:27 WIB
Hotel
14 Jul 2025, 1:02 WIB
Hotel
13 Jul 2025, 23:58 WIB
Peristiwa
25 Feb 2025, 2:54 WIB
Peristiwa
24 Feb 2025, 19:14 WIB
Peristiwa
24 Feb 2025, 18:39 WIB
Politik
24 Feb 2025, 18:14 WIB
Eksplorasi
24 Feb 2025, 15:47 WIB
Eksplorasi
24 Feb 2025, 15:22 WIB
Eksplorasi
24 Feb 2025, 15:03 WIB
Eksplorasi
24 Feb 2025, 14:36 WIB
Eksplorasi
24 Feb 2025, 14:10 WIB
Eksplorasi
24 Feb 2025, 13:25 WIB
Eksplorasi
05 Feb 2024, 10:07 WIB
Eksplorasi
05 Feb 2024, 9:59 WIB
Peristiwa
05 Feb 2024, 8:02 WIB
Eksplorasi
05 Feb 2024, 7:50 WIB
Korporasi
07 Nov 2023, 22:08 WIB
Edukasi
20 Okt 2023, 13:33 WIB
Ekonomi
13 Sep 2023, 21:45 WIB
Teknologi
07 Jun 2023, 14:36 WIB