Rosan Roeslani, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Investasi dan Hilirisasi serta Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), ditunjuk sebagai pemimpin Danantara.
Penunjukan ini menimbulkan berbagai tanggapan dari para ekonom dan pengamat, yang menekankan pentingnya profesionalisme dan independensi dalam pengelolaan dana tersebut.
Rosan Roeslani dikenal sebagai sosok profesional dengan rekam jejak yang luas di dunia bisnis dan pemerintahan. Selain menjabat sebagai Menteri Investasi dan Hilirisasi, ia juga memimpin BKPM, lembaga yang berperan penting dalam menarik investasi ke Indonesia. Kekayaan pribadi Rosan dilaporkan mencapai Rp 864,6 miliar, dengan aset properti senilai Rp 511 miliar.
Tantangan dan Harapan terhadap Danantara
Penunjukan Rosan sebagai kepala Danantara disambut dengan harapan tinggi, namun juga menimbulkan sejumlah kekhawatiran.
Ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mengingatkan bahwa meskipun dipimpin oleh profesional, intervensi politik dapat menjadi hambatan serius dalam pengelolaan Danantara. Oleh karena itu, diperlukan komitmen kuat untuk menjaga independensi dan profesionalisme dalam operasional dana ini.
Danantara dirancang untuk mengelola aset negara dengan total nilai mencapai Rp 14.700 triliun. Fokus investasinya mencakup berbagai sektor strategis seperti pengolahan logam, kecerdasan buatan, kilang minyak, energi terbarukan, dan produksi pangan. Tujuan utamanya adalah mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga mencapai 8 persen.
Danantara sering dibandingkan dengan Temasek Holdings, dana kekayaan negara milik Singapura yang telah beroperasi sejak 1974. Kedua lembaga ini memiliki kesamaan dalam hal tujuan, yaitu mengoptimalkan pengelolaan aset negara untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi.
Namun, terdapat beberapa perbedaan mendasar antara keduanya.
Dari segi struktur dan kepemilikan, Temasek Holdings beroperasi sebagai entitas komersial yang sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah Singapura, dengan fokus pada investasi jangka panjang di berbagai sektor.
Sementara Danantara akan mengelola aset negara yang mencakup perusahaan-perusahaan BUMN besar seperti Bank Mandiri dan Pertamina.
Dalam hal independensi dan tata kelola, Temasek dikenal memiliki struktur tata kelola yang kuat dan independen, yang melindungi keputusan investasi dari intervensi politik.
Sementara Danantara masih dalam tahap awal pembentukan, sehingga belum bisa dipastikan struktur tata kelolanya akan mampu menjaga independensi serupa untuk menghindari potensi konflik kepentingan.
Selian itu, terkait fokus investasi, Temasek memiliki portofolio investasi global yang luas, sedangkan Danantara akan lebih berfokus pada proyek-proyek domestik yang mendukung pembangunan ekonomi Indonesia, seperti infrastruktur, energi terbarukan, dan sektor strategis lainnya.
Kritik dan Tantangan ke Depan
Peluncuran Danantara tidak lepas dari kritik dan kekhawatiran. Beberapa pihak mengingatkan tentang potensi risiko mismanajemen dan korupsi, mengingat pengalaman buruk yang terjadi pada dana investasi negara lain, seperti skandal 1MDB di Malaysia. Oleh karena itu, transparansi, akuntabilitas, dan pengawasan ketat menjadi kunci keberhasilan Danantara.
Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmennya terhadap transparansi dalam pengelolaan Danantara, bahkan menyatakan bahwa dana tersebut dapat diaudit oleh siapa saja. Langkah ini diharapkan dapat membangun kepercayaan publik dan investor terhadap integritas dan profesionalisme Danantara.
Penunjukan Rosan Roeslani sebagai kepala Danantara menandai langkah strategis pemerintah Indonesia dalam mengoptimalkan pengelolaan aset negara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan belajar dari model sukses seperti Temasek Holdings,
Danantara diharapkan dapat beroperasi dengan profesionalisme tinggi, independensi, dan tata kelola yang baik. Namun, tantangan seperti potensi intervensi politik dan risiko mismanajemen harus diantisipasi melalui mekanisme pengawasan yang ketat dan komitmen terhadap transparansi.
Keberhasilan Danantara akan sangat bergantung pada kemampuannya untuk menjaga integritas dan fokus pada tujuan utamanya: meningkatkan kesejahteraan ekonomi Indonesia melalui pengelolaan aset negara yang efektif dan efisien. (*)
Indonesia Pemimpin Dunia dalam Konservasi Biodiversitas melalui Proyek Enable dan Spare
06 Agu 2025, 0:19 WIB
01 Agu 2025, 19:21 WIB
KEK Nongsa Digital Park Batam, Pijakan Digital Bridge Indonesia di Asia Tenggara
30 Jul 2025, 19:47 WIB
Perspektif
30 Jul 2025, 18:53 WIB
Perspektif
30 Jul 2025, 18:25 WIB
Inspirasi
19 Jul 2025, 8:58 WIB
Hotel
16 Jul 2025, 2:57 WIB
Hotel
16 Jul 2025, 2:44 WIB
Hotel
16 Jul 2025, 1:39 WIB
Hotel
16 Jul 2025, 1:14 WIB
Hotel
16 Jul 2025, 0:43 WIB
Hotel
16 Jul 2025, 0:27 WIB
Hotel
15 Jul 2025, 14:20 WIB
Hotel
15 Jul 2025, 11:42 WIB
Hotel
14 Jul 2025, 1:02 WIB
Hotel
13 Jul 2025, 23:58 WIB
Ekonomi
13 Jul 2025, 23:50 WIB
Ekonomi
24 Jun 2025, 8:40 WIB
Ekonomi
04 Jun 2025, 23:21 WIB
Ekonomi
04 Jun 2025, 23:21 WIB
Ekonomi
04 Jun 2025, 23:21 WIB
Ekonomi
04 Jun 2025, 23:21 WIB
Ekonomi
23 Mei 2025, 8:31 WIB