Ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 2014, KEK MBTK memiliki luas area 557,34 hektar dan dikelola oleh PT Maloy Batuta Trans Kalimantan.
Kawasan MBTK diproyeksikan sebagai salah satu pusat industri yang mengintegrasikan sektor-sektor unggulan seperti pengolahan kelapa sawit, energi, logistik, dan pengolahan kayu, dengan tujuan utama meningkatkan nilai tambah sumber daya alam lokal dan memperkuat konektivitas regional serta internasional.
KEK MBTK memiliki posisi sangat strategis di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II. Lokasi ini memberikan akses langsung ke jalur pelayaran internasional, menjadikannya titik vital dalam rantai pasok global.
Selain itu, kawasan ini juga terhubung dengan jaringan infrastruktur darat dan udara untuk mendukung kelancaran distribusi barang dan mobilitas tenaga kerja.
Pengembangan infrastruktur menjadi fokus utama dalam pembangunan KEK MBTK. Pelabuhan laut dibangun untuk menangani pengiriman barang industri ke pasar domestik dan internasional. Dengan kapasitas yang besar dan fasilitas yang modern, pelabuhan ini akan menjadi salah satu pelabuhan utama di Kalimantan Timur.
Jalan Trans Kalimantan menghubungkan KEK MBTK ke berbagai kota di Kalimantan, diharapkan dapat meningkatkan efisiensi distribusi barang dan mobilitas tenaga kerja antar wilayah.
Bandara Kalimarau (BEJ) di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. menyediakan akses udara yang penting untuk mendukung kegiatan logistik dan mobilitas internasional.
Untuk mendorong masuknya investasi, KEK MBTK memberikan fasilitas fiskal meliputi pembebasan PPN dan PPnBM, pembebasan bea masuk, serta tidak dipungutnya Pajak Pertambahan Nilai atas Jasa Kena Pajak (PPN JKP) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). Selain itu, tersedia juga fasilitas pajak penghasilan (PPh), fasilitas cukai, serta pengurangan pajak daerah dan retribusi daerah.
Sedangkan fasilitas non-fiskal berupa kemudahan perizinan satu pintu, perizinan bangunan, lingkungan, pertanahan), fasilitasi keimigrasian (Visa on Arrival hingga izin tinggal), kemudahan lalu lintas barang, pengaturan tenaga kerja khusus, serta penyediaan infrastruktur.
KEK MBTK dilengkapi juga dengan fasilitas pengolahan industri yang modern dan efisien, untuk mendukung sektor-sektor unggulan seperti pengolahan kelapa sawit, energi, dan kayu.
Kawasan ini diproyeksikan sebagai pusat pengolahan kelapa sawit dan produk turunannya, seperti minyak goring, oleochemical dan biodiesel. Pengembangan sektor ini diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk kelapa sawit Indonesia di pasar global.
Selain itu, KEK MBTK diarahkan untuk menjadi pusat industri energi dan kimia dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam lokal seperti gas dan batubara. Pengembangan sektor ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan energi domestik dan mendukung industri hilir yang berbasis pada bahan baku lokal.
Kalimantan Timur memiliki sumber daya hutan yang melimpah, dan KEK MBTK dirancang untuk menjadi pusat pengolahan kayu dan produk turunannya. Pengembangan sektor ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing industri kayu Indonesia di pasar global dan mendukung keberlanjutan sumber daya hutan.
Proyeksi penyerapan tenaga kerja di KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan sekitar 55.700 orang pada tahun 2025, meskipun perkembangannya masih terus dipantau dan diharapkan dapat memberikan dampak ekonomi yang besar bagi Kabupaten Kutai Timur dan Kalimantan Timur secara umum. (*)
Selama 10 Tahun Jokowi Bangun 53 Bendungan Perkuat Ketahanan Pangan dan Irigasi
30 Jul 2025, 18:53 WIB
Hotel
16 Jul 2025, 1:39 WIB
Hotel
16 Jul 2025, 1:14 WIB
Hotel
16 Jul 2025, 0:43 WIB
Hotel
16 Jul 2025, 0:27 WIB
Hotel
15 Jul 2025, 14:20 WIB
Hotel
15 Jul 2025, 11:42 WIB
Hotel
14 Jul 2025, 1:02 WIB
Hotel
13 Jul 2025, 23:58 WIB
Ekonomi
13 Jul 2025, 23:50 WIB
Ekonomi
24 Jun 2025, 8:40 WIB
Ekonomi
04 Jun 2025, 23:21 WIB
Ekonomi
04 Jun 2025, 23:21 WIB
Ekonomi
04 Jun 2025, 23:21 WIB
Ekonomi
04 Jun 2025, 23:21 WIB
Ekonomi
23 Mei 2025, 8:31 WIB
Ekonomi
23 Mei 2025, 8:18 WIB
Ekonomi
23 Mei 2025, 8:16 WIB
Ekonomi
23 Mei 2025, 6:39 WIB
Ekonomi
23 Mei 2025, 6:31 WIB
Ekonomi
07 Apr 2025, 22:58 WIB